15 September 2012

Segelas Air Teh Susu Jahe

Oleh Rambun Pamenan
 Kenapa ayah .. ?
Dia tampan di mataku

  Hay kalian tak tau siapa sosok ini bukan ? Dia ayahku di rumah, dia sainganku di pekerjaanku, dia temanku di kesepianku, eh ini kesepian ketika aku gak punya pacar loh *eh malah curhat tapi dia juga bisa menjadi penasehat ketika aku buntu menjalani hidup. Dia (ayahku) memang lelaki pejuang sejati, liat wajah tua namun tetap tersenyum dalam keadaan sesulit apapun masih bisa membuat seisi rumah tertawa walau beras tak ada, itu cukup bagiku dan keluarga kami.

  Aku suka cara berpikirnya, walau tak memiliki pendidikan cukup, seperti ayah-ayah kalian, mungkin ayah ku lebih hebat di bandingkan yg lain, walau ini hanya di mataku, tapi bukan, kalian harus tau kelebihan ayahku.


13 September 2012

No Title But I Can Write the Story


Hari ini gelap, tanpa bintang ...
tanpa bulan ...
dan mungkin tak ada sinar matahari yg menyinari  'malam' ini
yg aku herankan kemana sinar itu ?

  Hai ini mungkin hanya cerita mimpiku, tapi ini terasa sering aku rasakan. 
Malam ini aku sendiri sepi di temani malam tak bercahaya, hanya awan gelap yg mungkin menutupi bulan yg mau menemaniku malam ini, di temani rintihan hujan yg mungkin hanya aku yg merasakanya malam ini, tidak terlalu lebat memang, tapi begitu jelas terasa ketika air mata bening ini menetes membasahi pipi. Ketika itu aku sedang menuliskan beberapa lanjutan cerita yg pernah aku kerjakan, dan ini ditemani suara detik jam yg begitu jelas terdengar dari atas dinding itu.

Sumber : Google
  Tik .. tik .. tik ... jarum panjang yg ada jam itu mulai dan terus bergerak dan membuatku tak mampu berfikir jernih untuk melanjutkan cerita itu. Oke itu mungkin hanya alasanku untuk tidak mengatakan aku sedang memikirkan dia yg pernah memikirkan aku (dulu) mungkin sekarang masih, hanya dia yg tau. Semakin aku berfikir, semakin keras dan semakin membuat aku mengingatnya, apalagi ini ketika malam hanya sunyi nya gelap, mungkin ketika aku menulis cerita itu hanya ada sebatang bohlamp redup yg menerangi kertas yg masih putih di atas mejaku. aku coba memejamkan mata untuk berfikir, namun hanya membuatku semakin ingat wajahnya. Sambil menggoyangkan pensil di jari, aku mencoba keluar untuk melihat malam dari jendela, ku coba duduk di jendela sambil melihat ke atas, melihat Jutaan butiran air menetes dari atas sana ! namun itu tak mampu membuatku kembali berfikir jernih, bahkan itu hanya menambah suasana mellow, kini aku berusaha berfikir, namun tak lagi berfikir soal bagai mana melanjutkan cerita itu, tapi berfikir bagai mana rasa rindu ini tidak terus menyayat ku, mengiris iris pikiranku. Aku lihat Handphone ku menyalakan lampunya, bertanda bahwa batrai yg dari tadi sore aku cas kini penuh sudah

  Mungkin dengan sedikit musik yg genrenya rock bisa menghilangkan jenuh di tengah malam ini dan bayang-bayangmu.


11 September 2012

Kunang - Kunang Ku



  Terhitung sejak hari ini ! di mana saat ini aku kembali dengan anganku. Mencintaimu, merindukan kehangatanmu, bahkan penantian yg slama ini aku korbankan berjalan sia-sia. Aku tak menyesali perbuatanku, hanya saja aku menyesal tlah meninggalkanmu, mungkin lebih tepatnya membuatmu tinggalkan aku.

  Oh Cinta, mengapa di setiapku mencari keberadaan hanya kemampuan yg dapat aku raih, kemampuan untuk memahami arti cinta dalam penantian panjang walau hanya sia-sia. Kau tak tau dan tak perlu tau aku mencintaimu, yang harus kau lakukan adalah, "mengizinkan aku untuk menjaga cintamu, bersama bayangan yang tak lagi mungkin dapat hilang dari hati dan pikiranku. Kau bagai bekas kayu dalam hati nan syahdu, yang telah tertancap oleh tajamnya paku, cintamu. Walau paku ini di cabutpun, dan bagaimanapun bekas ini tak akan hilang. Aroma terlalu kuat, dan hatiku terlalu sempit untuk menghilangkan aromamu. 

  Dalam rindu yang di kegelapan, cinta yang tak tersampaikan, aku titipkan salam pada sang rembulan di kegelapan malam. Sedikit di tutupi awan, bintang benderang dari senyumu, walau sedikit samar bagiku. Mata indahmu bagaikan kunang-kunang di malam hari, susah di temui namun dapat mengabulkan mimpi, kau pergi kunang-kunangku itu lah saatnya malamku menjadi gelap kembali, sebelum awan mengizinkan rembulan menerangi bumi

  Di kamar kurang pencahayaan ini aku kembali menyebut namamu 'Tuhan' semoga apa yang kamu do'akan dapat terkabulkan. Do'a ku hanya kapan kamu bisa kembali, menikmati kehangatan di pelukku ketika kau menggigil di kegelapan malam, kembali merasakan tertawa di saat kau mulai goyah akan pahitnya hidum, dan memilih di saat kau merasakan ragu


Pengikut BEGO-BLOG