Sore itu gue lagi JJS (Jalan Jalan Sore) bareng teman teman gue di seputaran kota Pekanbaru.
Meski kotaku dilanda bencana ulah manusia, kotaku sayang kotaku malang kini berkabut asap. Demi kelangsungan hidup gue sebagai orang yg kurang hiburan (habis, hampir sebulan penuh gue gak berani kemana mana karena asap mengganggu) gue mencoba mencari hiburan dengan cara tebar pesona pada mudi mudi yang melakukan ritual JJS juga seperti ABG Kekinian lainnya. Dengan berbekal masker yang diberikan oleh "caleg-caleg caper" gue mulai perjalanan gue menelusuri kota yang berkabut ini.
Meski kotaku dilanda bencana ulah manusia, kotaku sayang kotaku malang kini berkabut asap. Demi kelangsungan hidup gue sebagai orang yg kurang hiburan (habis, hampir sebulan penuh gue gak berani kemana mana karena asap mengganggu) gue mencoba mencari hiburan dengan cara tebar pesona pada mudi mudi yang melakukan ritual JJS juga seperti ABG Kekinian lainnya. Dengan berbekal masker yang diberikan oleh "caleg-caleg caper" gue mulai perjalanan gue menelusuri kota yang berkabut ini.
Sumber |
Tapi
tak ada yg menarik, mungkin karena mudi mudi yang gue jumpai kecantikan
mereka berkurang oleh masker mereka menghalangi kesempurnaan bentuk
muka mereka (meski ada yang tampak seksi menggunakan masker itu,
terlebih mereka yg menggunakan kacamata!) dengan sedikit banyaknya
kekecewaan, gue dan teman teman gue memutuskan untuk balik pulang.
Lampu
jalan yang dari tadi sore sudah hidup, kini tampak jelas sebab malam
sudah tiba. Kendaraan mulai memadati jalanan, sampai sampai menunggu
lampu merah berganti hijau pun, kami harus menunggunya lagi hingga lampu
itu merah dan kembali hijau.
Menatap keatas,
melihat detik demi detik berganti menuju lampu hijau kembali, aku
dikejutkan oleh sapaan sesosok bocah kecil yang kumal menawarkan
dagangannya "Koran bang? Ini koran untuk besok" ya, di kota ini ada
salah satu koran untuk edisi besok yang dijual malam sebelum besoknya.
Dengan cepat aku mengambil uang Rp.5000 dan memberikannya pada anak
tersebut, lalu mengambil koran dan langsung berangkat memacu roda sebab
lampu hijau sudah menyala. "Kembaliannya baaaaaang!" teriak bocah itu
ketika aku mulai menjauh meninggalkannya dan langsung melambai pada anak
itu. "Keren aku ini" pikirku sambil tersungging senyum dibalik masker
seribuanku.